Cara Memulai Bisnis Online
Dalam menerapkan strategi pemasaran, Sobat MEA tentu ingin mengetahui bagaimana hasil dari teknik-teknik yang dilakukan. Termasuk landing page yang Sobat MEA buat untuk mengenalkan dan mempromosikan suatu produk atau jasa. Hal ini bisa dilakukan melalui Google Analytics melihat mana yang paling menghasilkan konversi pengunjung. Tapi pertanyaannya, bagaimana cara melacak konversi landing page?
Pasalnya ini dapat mengubah pengunjung menjadi pelanggan, sekaligus melihat hasil optimasi SEO pada halaman arahan yang berpotensi meningkatkan peringkat yang lebih tinggi. Dan di artikel ini, MiMe akan menjelaskan bagaimana cara melacak konversi pengunjung yang bisa dilakukan oleh pemula. Simak selengkapnya di bawah ini!
Table of Contents
Apa itu Landing Page Google Analytics?
Melansir laman MonsterInsights, Halaman ladasan atau landing page di Google Analytics adalah halaman pertama yang dilihat pengguna dalam suatu sesi yang berisi postingan blog, halaman produk, halaman pengambilan prospek, dan sebagainya. Intinya, landing page adalah halaman yang pengguna pertama kali tiba ketika mengeklik tautan yang mengarah ke suatu situs web.
Landing page ini dapat menghasilkan konversi sebagai tujuan akhirnya. Misalnya, Sobat MEA menjual produk sepatu, konversi berawal dari pengunjung yang menghubungimu melalui landing page yang diterapkan. Kemudian konversinya adalah pengunjung yang pada akhirnya melakukan pembelian.
Mengapa Perlu Melacak Konversi Landing Page?
Ada banyak manfaat dari cara melacak konversi landing page. Berikut adalah hal-hal yang menjadi alasan Sobat MEA perlu melakukan pelacakan halaman arahan:
1. Mengetahui Konten yang Berkonversi
Dengan mengetahui konversi halaman arahan yang Sobat MEA pasang, Sobat MEA dapat memahami jenis konten yang mendorong bisnis untuk menghasilkan konversi yang lebih tinggi.
2. Mengoptimalkan Halaman dengan Konversi Rendah
Mengidentifikasi halaman arahan mungkin akan menghasilkan traffic, tapi tidak dengan konversi yang tinggi. Dengan hal ini, Sobat MEA dapat menemukan apa yang hilang dan bagaimana cara mengoptimalkannya untuk menghasilkan konversi.
3. Melacak Laman yang Paling Menarik
Banyaknya waktu yang dihabiskan di laman dan metrik keterlibatan lainnya untuk melacak landing page dapat mempertahankan pengunjung di situs web yang dimiliki.
4. Menemukan Apa yang Pengunjung Butuhkan
Melihat rata-rata jumlah konversi pada setiap sesi dapat membuatmu memahami konten mana yang mengarahkan pengunjung menjelajahi situs web lebih jauh. Jika Sobat MEA menemukan para pengunjung tidak melakukan konversi dan cenderung melihat banyak halaman, artinya ada yang perlu dievaluasi dari halaman arahan.
Cara Melacak Konversi Landing Page dengan Akurat

Untuk melacak landing page sesuai manfaat-manfaat di atas secara efektif, Sobat MEA harus menyiapkan sasaran konversi spesifik terlebih dahulu di halaman landasan tersebut.
Ini penting untuk membantu Google Analytics mengidentifikasi apakah pengunjung telah mengambil tindakan yang diinginkan. Misalnya, jika pengunjung membuka landing page dengan CTA (Call to Action) mendorong mereka untuk membeli produk, halaman WhatsApp atau toko online di marketplace atau media sosial akan muncul setelah mengekliknya.
Dan halaman tersebut akan memicu pengunjung untuk menghasilkan konversi dan membuat Google Analytics menunjukkan bahwa mereka telah mengambil tindakan tersebut.
Siapkan Sasaran Konversi
Berikut adalah langkah-langkah untuk menyiapkan sasaran konversi di Google Analytics:
- Buka tab Konversi di halaman Google Analytics yang tertaut landing pagemu.
- Lalu klik menu Sasaran.
- Pilih opsi Ikhtisar dari daftar drop-down.
- Selanjutnya klik Siapkan sasaran.
- Kemudian sebutkan tujuanmu dengan nama spesifik agar dapat mengidentifikasi apa yang dilacak secara langsung.
Setelah itu, Sobat MEA dapat memilih salah satu dari 4 jenis sasaran yang dituju yaitu:
- Sasaran tujuan URL: untuk memberi tahu jumlah orang yang melihat halaman tertentu. Ini cocok untuk halaman terima kasih, halaman konfirmasi, atau, pada dasarnya, halaman lainnya.
- Sasaran durasi: untuk melacak jumlah waktu yang dihabiskan pengguna di halaman tertentu. Tujuan ini dapat tercapai setelah sesi berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
- Sasaran halaman/kunjungan: untuk melacak jumlah halaman yang dilihat pengunjung di web sebelum keluar.
- Peristiwa: untuk memahami tindakan apa yang dilakukan pengguna di situs web. Sobat MEA dapat melihat apakah mereka memutar video atau mengunduh PDF, serta mengetahui bagaimana mereka menggulir dan berhenti saat mengisi formulir.
Segmentasi
Langkah kedua ini bertujuan untuk menjaga data tetap teratur. Sobat MEA perlu membuat segmen. Adapun caranya sangat mudah yaitu buka halaman segmentasi, Lihat -> Laporan, lalu klik tombol tersebut, dan klik Tambahkan Segmen. Selanjutnya berikan nama yang jelas dan tentukan filter yang akan digunakan meliputi demografi, teknologi, perilaku, dll.
Jika Sobat MEA baru mengenali segmentasi, mulailah lakukan filter pada hal-hal berikut:
- Jenis perangkat (desktop vs. seluler).
- Jenis pengguna (baru vs. kembali).
- Sumber lalu lintas.
Model Atribusi
Hal ini merupakan serangkaian aturan yang menetapkan kredit konversi pada interaksi antara pengguna dengan brand. Misalnya, klik Non-Langsung terakhir sebagai salah satu model atribusi default, ini memberikan kredit 100% untuk penjualan ke saluran terakhir yang diklik pengunjung sebelum menjadi konversi. Ini mengabaikan traffic secara langsung.
Demikian penjelasan mengenai cara melacak konversi landing page melalui Google Analytics beserta hal-hal lainnya. Semoga artikel ini dapat membantumu memaksimalkan fungsi landing page serta mencapai tujuan bisnis yang diinginkan. Selamat mencoba!
Dalam dunia bisnis, ternyata bukan hanya produk yang dapat menarik perhatian, bahkan dari sisi pelayanan dan hubungan juga perlu diperhatikan. Misalnya dengan memberikan kata-kata yang berarti seperti contoh ucapan terima kasih dari penjual kepada pembeli yang akan MiMe bagikan di artikel ini.
Jangan salah, ucapan terima kasih bukan hanya formalitas, tapi juga bisa menjadi ekspresi dari hati yang tulus. Dalam hal ini, pembeli pun tidak hanya mendapatkan produk yang diinginkan, tapi juga mendapatkan pengalaman berbelanja menyenangkan.
Itulah mengapa banyak bisnis yang sudah menerapkan pemberian ucapan terima kasih kepada pelanggan. Dan ini berhasil membuat konsumen terkesan dan merasa dihargai. Dengan demikian, pebisnis pun dapat membangun hubungan dengan pelanggan.
Tertarik juga untuk memberikan kesan baik melalui thanks card? Yuk simak contoh ucapan terima kasih dari penjual kepada pembeli di artikel ini!
Table of Contents
Contoh Ucapan Terima Kasih dari Penjual ke Pembeli

Adapun bentuk dari ucapan terima kasih ini bisa bervariasi. Ada yang mengirimkannya dalam bentuk kartu ucapan fisik, pesan langsung di media sosial atau e-commerce, hingga reward berupa voucher diskon atau barang tambahan. Nah, Sobat MEA bisa menggunakan salah satunya untuk mengesankan pembeli.
Melansir laman Detik, erikut beberapa contoh ucapan terima kasih dari penjual kepada pembeli yang bisa Sobat MEA ikuti, antara lain:
Ucapan Terima Kasih Melalui Email
Umumnya jenis ucapan ini ucapan ini diselipkan hyperlink yang mengarahkan ke laman tertentu, seperti e-commerce atau website berbelanjamu. Berikut beberapa contohnya:
- Terima kasih atas pesanannya! Kami tahu kamu pasti menyukainya. Kamu dapat melacak pesanan [di sini], mengunjungi kami [di sini], atau berbelanja lagi [di sini].
- Woo hoo! Kamu baru saja mendukung bisnis kecil kami. Ini sangat berarti untuk membantu local brand bangkit kembali. Terima kasih atas pesanannya!
- Terima kasih atas pesanannya! Kami akan berikan notifikasi segera setelah barang dikirim. Sementara sembari menunggu, lihat unggahan kami tentang cara menggunakannya. Klik [di sini] untuk membagikan pesananmu di media sosial.
- Sekedar ucapan terima kasih dari kami mungkin tak berkesan untukmu, andai kami bisa memberikan pelukan, kami pasti akan berikan sekarang. Jadi…terima kasih atas pesanannya! Kami akan berikan notifikasi segera jika ada promo menarik khusus untukmu.
- Terima kasih telah memesan [nama produk], [nama pelanggan]! Kami sangat bersemangat mengemas pesananmu. Jangan lupa untuk memeriksa laman kami untuk berbelanja lebih banyak lagi, ya!
- Terima kasih atas pesanannya, [Nama] dan terima kasih telah mendukung bisnis kecil ini. Jika kamu memiliki waktu satu menit, bisakah kamu memberikan ulasan untuk produk kami?
- Terima kasih atas pesanannya! Kamu akan menerima email pengiriman dalam beberapa hari. Sementara itu, bisakah berikan ulasan untuk kami? Berikut formulirnya, kamu hanya butuh waktu lima detik untuk memberitahu apa yang kamu sukai atau apa yang bisa kami evaluasi.
Ucapan Terima Kasih Melalui Kartu Ucapan
Sobat MEA bisa mengucapkan terima kasih ini pada secarik kertas kecil dan letakkan di dalam kemasan pesanan mereka. Sobat MEA juga bisa menempatkannya di bagian depan dan menambahkan informasi situs berbelanjamu. Berikut beberapa contohnya:
- Terima kasih atas pesanannya! Dukunganmu terhadap usaha kecil kami sangat dihargai.
Penantian telah berakhir! [nama produkmu] sudah ada ada di genggamanmu! - Terima kasih banyak atas pesanannya, semoga kamu menyukainya!
- Terima kasih atas pesananmu! Semoga kamu menyukainya. Nikmati diskon 10% untuk pesanan berikutnya dengan kode promo TAKE10.
- Akhirnya! Sebuah [produk] yang [manfaat/fitur utama] sudah sampai di tanganmu. Terima kasih banyak atas pesananmu dan untuk mendukung bisnis kecil ini.
- Terima kasih atas pesananmu! Punya masukan? Buka [link feedback] dan beritahu kami apa yang bisa kami lakukan untuk pesananmu selanjutnya.
- Satu pesanan bernilai seribu terima kasih. Kami tidak akan bosan mengucapkannya. Sebagai rasa terima kasih, berikut kupon potongan 10% untuk pesanan selanjutnya. Terima kasih atas pesanannya!
- Terima kasih atas pesananmu! Bagikan pengalamanmu dengan [produk] di Instagram dengan tagar #[customhashtagname] untuk kami repost dan dapatkan hadiah menarik jika beruntung.
Ucapan Terima Kasih Melalui E-Commerce
Kemudian ada jenis ucapan terima kasih yang bisa diberikan melalui e-commerce. Sobat MEA bisa memberikannya kepada pelanggan yang telah melakukan pembelian melalui toko e-commerce milikmu. Berikut beberapa contohnya:
- Terima kasih atas pembelian Anda! Kami harap Anda menyukai produk ini sama seperti kami senang menciptakannya!
- Terima kasih telah membeli dari kami! Sebagai tanda penghargaan kami, ini diskon 20% untuk pesanan Anda berikutnya.
- Terima kasih atas pembeliannya, [Nama]! Kami sangat yakin kamu akan menyukainya, jadi berikut diskon 10% untuk belanja lebih banyak lagi. Sampai berjumpa lagi!
- Terima kasih atas pembelianmu. Bagi kami, tidak ada yang lebih berarti daripada dukunganmu terhadap bisnis kecil ini. Silakan nikmati diskon 20% untuk pesananmu berikutnya dengan kode THX20!
- Terima kasih banyak atas pembelianmu. Kamu berhasil membuat hari kami jadi lebih menyenangkan, jadi semoga kamu juga memiliki hari yang menyenangkan, ya! Sampai jumpa lagi!
- Terima kasih atas pembeliannya! Kamu baru saja membuat bisnis kami berkembang, dan untuk itu, kami merasa sangat berhutang budi. Nikmati [produk] milikmu dan terus dukung bisnis kecil, ya! Silahkan nikmati diskon 20% untuk pesananmu berikutnya dengan kode THX20!
- Terima kasih atas pembeliannya! Jika kamu menyukainya, bantu orang lain menemukan [produk] hebat kami dengan berikan ulasan dan sebarkan pada teman-temanmu!
Sobat MEA tentu menyadari bahwa pemasaran offline telah lama menjadi salah satu pilar utama dalam strategi pemasaran bagi banyak bisnis. Tapi seiring perkembangan teknologi dan pergeseran perilaku konsumen, kekurangan pemasaran offline semakin terasa. Terlebih dengan eksisnya dunia online saat ini.
Sobat MEA pun pasti menyadari bahwa telah banyak pebisnis yang telah beralih ke pemasaran online. Sehingga hal ini juga yang membuat pemasaran offline tidak populer lagi. Dan di artikel ini, MiMe akan memaparkan apa saja kekurangan pemasaran offline yang dapat dijadikan pertimbangan agar berbisnis lebih mudah
Table of Contents
Apa itu Pemasaan Offline?
Pemasaran offline adalah strategi pemasaran yang menggunakan cara tradisional dan tidak menggunakan internet untuk menjangkau konsumen, misalnya, iklan di media cetak, promosi di toko atau event, dan pemasaran langsung melalui telepon dan surat.
Pemasaran offline ini juga mencakup strategi seperti paket promosi, hadiah, atau sample gratis untuk mempromosikan produk atau layanan kepada konsumen.
Tapi pemasaran offline ini bisa bekerja efektif bagi pebisnis yang ingin menjangkau konsumen secara langsung atau memiliki produk yang memerlukan interaksi langsung dengan konsumen. Tapi pebisnis juga perlu mempertimbangkan kekurangan dari pemasaran offline dan mencari cara untuk mengurangi biaya untuk meningkatkan jangkauan pemasaran.
5 Kekurangan Pemasaran Offline
Tapi ingat, menjalankan bisnis tidaklah selalu mulus. Seringkali ada kendala dan masalah yang terjadi. Terutama ketika Sobat MEA berjualan secara offline. Penting untuk mengetahui apa saja kekurangan pemasaran offline yang bisa dialami penjualnya. Untuk itu, berikut beberapa uraian lengkap yang perlu diketahui:
1. Jangkauan Terbatas Lokasi
Kekurangan yang pertama yaitu terbatasnya jarak lokasi. Toko offline hanya berjualan di satu lokasi saja, sehingga penjualan hanya dapat menjangkau orang-orang di sekitarnya.
Berjualan offline juga cenderung tidak dinamis, sehingga tidak memiliki banyak jangkauan. Sedangkan jualan online dapat menjangkau berbagai kalangan dan juga lokasi. Oleh karena itu, tidak heran jika jualan offline hanya memiliki sedikit pembeli.
2. Membutuhkan Toko Fisik

Ciri tertentu dari jualan offline adalah membutuhkan toko fisik. Hal ini tentunya akan membutuhkan tenaga dan juga modal yang lebih besar, mengingat penjual perlu membeli tempat atau sewa tempat serta biaya pemeliharaan tempat, dan lain sebagainya.
Hal ini belum termasuk ketika Sobat MEA harus memenuhi berbagai kebutuhan yang harus dicukupi di toko. Sobat MEA akan memerlukan budgeting dengan mempertimbangkan berbagai hal.
Bahkan sebelumnya, Sobat MEA harus memilikirkan luas lokasi, letak lokasi toko, bagaimana aksesnya, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan masa depan bisnis. Sehingga tokomu akan lebih mudah untuk bersaing.
3. Memakan Modal yang Besar
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, berjualan offline akan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Bukan hanya bahan baku dan produksi, Sobat MEA juga membutuhkan biaya untuk membangun bisnis tersebut.
Mulai dari sewa tempat, menggaji karyawan, membeli peralatan yang mendukung, dan masih banyak lagi. Hal ini perlu dipikirkan matang-matang agar tidak mengecewakanmu di kemudian hari.
4. Jam Operasional yang Terbatas
Kekurangan selanjutnya, tentu saja jualan online memiliki waktu operasional yang terbatas dimana bisnis tidak bisa buka 24 jam. Umumnya, toko fisik hanya buka dari jam 8 sampai jam 12 malam. Berbeda dengan toko online yang bisa dibuka kapan saja dan menerima pembelian kapan saja.
Dengan demikian, penghasilan akan tergantung pada jam kerja atau jam buka toko. Itulah mengapa jualan offline semakin tidak diminati, karena rentan membuat pelanggan tidak sempat mengunjungi toko dan memilih toko online untuk barang incaran.
5. Melakukan Perawatan Aset Bisnis
Pemilik bisnsi juga harus memperhatikan kondisi aset bisnis yang dimiliki. Dalam hal ini, Sobat MEA harus memikirkan perawatan apa yang perlu dilakukan seperti melakukan pengecatan ulang, memasang pendingin ruangan, mendekorasi tempat, dll.
Hal ini tentu akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Apalagi ketika ada kerusakan pada kelistrikan, alat jualan, atau lainnya. Dan tentu saja ini sangat berbeda dengan toko online yang tidak memerlukan perawatan aset yang begitu tinggi.
Jadi, itu dia beberapa kekurangan pemasaran offline yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai jualan offline. Semoga artikel ini dapat menjadi panduan yang baik bagi Sobat MEA yang masih bingung dalam memulai bisnis. Jadi, semoga bermanfaat!
Di era bisnis yang berkembang pesat ini, strategi promosi semakin berkembang saja setiap harinya. Bahkan kini ada berbagai jenis iklan yang bisa dibuat untuk memaksimalkan promosi tersebut mulai dari iklan media digital dan sekadar iklan media cetak. Iklan ini berperan sebagai wadah informasi mengenai produk atau promo yang ditawarkan. Sebagai pebisnis, Sobat MEA tentunya perlu mengenal contoh iklan media cetak juga.
Hal ini dikarenakan Iklan media cetak memiliki tujuan agar audiens melihat dan membaca iklan dengan jelas serta pesan dapat diterima dan dapat disimpan sebagai referensi. Iklan media cetak dapat menjangkau audiens yang tidak terlalu tergantung pada teknologi. Sehingga iklan ini dapat menyasar pembaca media tradisional.
Hanya saja, iklan media cetak memakan biaya produksi yang tinggi. Selain itu, iklan media cetak juga tidak dapat menjamin bahwa audiens akan membaca iklan secara keseluruhan, terutama jika mereka tidak tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
Kendati demikian, iklan jenis ini masih menjadi pilihan yang populer bagi pebisnis dan organisasi untuk menargetkan audiens dengan profil demografis yang spesifik. Ini dapat menjadi strategi iklan yang efektif dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini, mari perhatikan contoh iklan media cetak yang tepat yang bisa dijadikan inspirasi promosimu.
Table of Contents
Jenis-Jenis Iklan Media Cetak
Sebelum masuk ke contoh iklan media cetak, pastikan Sobat MEA telah mengenali berbagai media yang dapat digunakan untuk memasang iklan promosi yang telah dibuat. Ini penting karena setiap media memiliki fungsi yang berbeda-beda. Setidaknya ada 10 jenis iklan media cetak yang perlu diketahui, antara lain:
1. Surat Kabar
Surat kabar adalah media cetak yang paling umum digunakan untuk beriklan. Biasanya surat kabar digunakan untuk iklan yang menyasar target pasar yang luas, yaitu orang-orang yang membaca surat kabar.
2. Majalah
Kemudian ada majalah yang biasa digunakan untuk iklan yang menawarkan promosi yang berfokus pada topik tertentu, seperti fashion, kecantikan, bisnis, dan gaya hidup. Jenis ini cocok untuk pebisnis yang ingin menjangkau audiens yang menyukai topik-topik tertentu.
3. Brosur
Selain itu, ada juga brosur sebagai media cetak yang sangat efektif untuk menawarkan produk atau jasa kepada target pasar tertentu. Jenis iklan ini dapat dipasang di toko, kantor, atau kampanye direct mail.
4. Katalog
Jika ingin menyampaikan banyak informasi terkait produk atau jasa yang ditawarkan, Sobat MEA bisa menggunakan media katalog untuk pengiklanan. Katalog bisa diterbitkan untuk menawarkan produk atau jasa yang sangat beragam.
5. Poster
Jika Sobat MEA ingin menampilkan iklan visual yang berukuran besar, poster akan cocok untuk digunakan. Poster bisa ditempatkan di tempat-tempat publik, seperti stasiun kereta, terminal bus, dinding gedung, atau lainnya.
6. Billboard
Billboard menjadi media iklan visual berukuran besar selanjutnya yang bisa digunakan untuk promosi. Iklan jenis ini bisa ditempatkan di luar ruangan, bahkan biasa ditempatkan di sisi jalan agar dapat dilihat oleh semua orang yang melintas.
7. Flyer
Berbeda dengan poster, flyer justru merupakan media cetak yang menampilkan iklan promosi berukuran kecil. Ini juga biasa digunakan untuk mengumumkan acara, produk, dan jasa. Sedangkan penyampaiannya bisa melalui direct mail atau papan pengumuman.
8. Stiker
Selain flyer, ada juga stiker yang bisa digunakan untuk mengumumkan acara, produk, dan jasa. Bedanya, stiker ini bisa dikustomisasi ukurannya sesuai keinginan. Bahkan stiker bisa ditempelkan pada permukaan apapun.
Contoh Iklan Media Cetak
Setelah memahami beberapa jenis media di atas, Sobat MEA mungkin sudah penasaran bagaimana contoh iklan media cetak yang biasa dibuat untuk promosi. Berikut adalah contoh-contoh iklan media cetak yang tepat sesuai tujuannya, antara lain:
1. Iklan Produk Konsumen
Ini biasanya berupa iklan yang menawarkan produk kepada konsumen akhir. Contohnya, iklan sabun mandi yang ada di halaman depan surat kabar.
2. Iklan Jasa
Sesuai namanya, iklan jasa bertujuan untuk menawarkan jasa tertentu seperti jasa perbankan, jasa pengiriman barang, atau jasa keuangan. Contohnya, iklan Bank BCA yang muncul di halaman majalah bisnis.
3. Iklan Event
Selanjutnya ada iklan yang dibuat untuk mengumumkan acara tertentu seperti konser, konferensi, pameran, dan sebagainya. Contohnya, iklan konser PADI yang muncul di billboard yang terpampang di sisi jalan raya.
4. Iklan Lowongan
Sedangkan iklan lowongan biasanya iklan yang menawarkan pekerjaan kepada calon karyawan. Contohnya, iklan lowongan kerja untuk posisi pemasaran yang terpampang di halaman surat kabar.
Kelebihan dan Kekurangan Iklan Media Cetak

Sama seperti iklan lainnya, iklan media cetak tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Inilah yang perlu diperhatikan dengan cermat. Tapi jika iklan yang dibuat menarik, iklan tetap dapat membantumu mencapai tujuan dan menjangkau target audiens yang ditentukan.
Kelebihan Media Cetak
- Visual yang menarik: Iklan media cetak memiliki visual yang menarik sehingga mudah untuk menarik perhatian audiens.
- Dapat disimpan: Menariknya, iklan media cetak ini dapat disimpan oleh pembaca sehingga dapat dilihat atau dibaca lagi ketika membutuhkan di masa mendatang.
- Menjangkau audiens tertentu: Sebagai media tradisional, iklan media cetak dapat menjangkau target audiens tertentu, terutama audiens dengan profil demografis tertentu.
- Cetakan yang stabil: Media cetak memiliki cetakan yang stabil. Sehingga tidak perlu teknologi atau internet untuk dapat diterima oleh audiens.
Kekurangan Media Cetak
- Biaya tinggi: Memproduksi iklan media cetak akan memakan biaya yang sangat tinggi terutama untuk iklan yang berukuran besar dengan kualitas cetak yang baik.
- Distribusi terbatas: Iklan jenis ini hanya dapat diterima oleh audiens yang memiliki akses ke media cetak, seperti koran atau majalah. Sedangkan jaman sekarang media cetak sudah langka peredarannya.
- Tanggal kadaluarsa: Media cetak bisa dikatakan tidak efisien karena adanya masa kadaluarsa dan tidak dapat digunakan setelah tanggal tersebut.
- Respon yang terbatas: Tidak semua orang tertarik untuk membaca atau melihat iklan di media cetak. Apalagi jika mereka tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan.
Nah, itu dia 4 contoh iklan media cetak hingga kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui. Iklan media cetak memang bisa menjadi referensi. Tapi diperlukan melihat perkembangan jaman, sehingga penggunaan media cetak juga patut dipertimbangkan. Akhir kata, semoga artikel ini dapat menjadi panduan yang baik!
Di era digital yang semakin berkembang, kegiatan belajar dan berbagi pengetahuan telah menjadi kegiatan yang dapat melampaui batas. Hal ini terbukti dari adanya seminar dan webinar yang menjadi format populer untuk menyampaikan informasi. Tampak sama, tapi nyatanya ada perbedaan seminar dan webinar yang signifikan, sehingga tidak perlu menjadi personalan lagi.
Meksipun tidak begitu banyak, perbedaan ini sangat penting untuk Sobat MEA ketahui agar tidak keliru lagi. Dalam artikel ini, kMiMe akan menjelaskan perbedaan seminar dan webinar, serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Simak sampai habis ya!
Table of Contents
Perbedaan Seminar dan Webinar
Lantas apa saja yang menjadi pembeda antara keduanya? Beriktut uraian mengenai perbedaan seminat dan webinar, di antaranya:
1. Pengertian
Sebenarnya pengertiannya cukup mirip, tapi ada perbedaan menonjol dari seminar maupun webinar.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), seminar adalah pertemuan atau persidangan yang diadakan dengan tujuan membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli. ‘Ahli’ ini bisa berupa seorang guru besar, pakar keilmuan, dan lain sebagainya yang sudah menguasai topik seminar.
Sementara, menurut ahli bahasa Ivan Lanin, Webinar berasal dari bahasa inggris gabungan yaitu ‘web’ dan ‘seminar’. Dalam bahasa Indonesia, webinar sama dengan seminar web. Sehingga kesimpulan sebenarnya dari webinar dan seminar merupakan acara dengan konsep yang serupa. tapi berbeda pada kata ‘web’ saja.

2. Lokasi Pelaksanaan
Perbedaan yang menonjol lainnya yaitu ada di lokasi pelaksanaan.
Seminar merupakan acara yang dilaksanaan di tempat fisik, seperti ruang konferensi, hotel, aula, dan lain sebagainya. Sehingga peserta harus hadir secara langsung.
Sedangkan webinar merupakan seminar web, dimana acara ini diselenggarakan secara online dengan bantuan software layanan konferensi video.
Nah, adanya webinar yang bisa dilaksanakan secara online ini memudahkan peserta untuk bisa mengikuti acara dari mana saja dengan koneksi internet.
3. Teknologi dan Platform Pelaksanaan
Perbedaan webinar dan seminar selanjutnya terletak pada penggunaan teknologi atau platform pendukung acara.
Karena diadakan secara offline, maka seminar umumnya membutuhkan mikrofon, proyektor, sound system, dan tempat duduk untuk peserta.
Sementara itu, karena diadakan secara online, pengadaan webinar hanya membutuhkan platform layanan konferensi video, seperti Zoom atau Google Meet, kamera, dan mikrofon mini atau earphone jika diperlukan.
4. Biaya
Biaya, baik dari sisi peserta maupun penyelenggara acara, tentunya juga merupakan salah satu perbedaan seminar dan webinar. Dalam seminar, peserta biasanya perlu membayar biaya pendaftaran. Bahkan peserta seringkali perlu mengeluarkan biaya akomodasi dan transportasi.
Sementara dari sisi penyelenggara, biaya yang dikeluarkan bisa beragam, mulai dari keperluan sewa venue dan sound system, konsumsi serta fee pembicara dan panitia, hingga souvenir kepada peserta.
Berbeda dengan webinar, webinar justru hanya membutuhkan biaya untuk penggunaan software, serta fee pembicara dan panitia. Jika peserta seminar dapat diberikan souvenir, peserta webinar biasanya hanya mendapatkan sertifikat digital.
5. Fleksibilitas
Selanjutnya tentu saja dari sisi fleksibilitas. Tidak heran jika banyak orang yang lebih memilih webinar yang lebih fleksibel.
Seminar bersifat fleksibel dimana peserta memerlukan waktu yang lebih terjadwal hingga lokasi yang pasti. Sedangkan webinar dapat dilaksanakan secara fleksibel, baik secara aspek, waktu maupun tempat, sehingga peserta yang datang berasal dari mana saja.
Demikian penjelasan terkait perbedaan seminar dan webinar yang perlu diketahui. Secara konsep, memang hampir sama. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan secara lokasi, waktu, dan medianya saja. Dan ini cocok untuk Sobat MEA yang ingin membagikan atau menambah pengetahuan, tinggal pilih sesuai kebutuhan. Semoga bermanfaat!